Kita mungkin pernah mendengar ungkapan, bahwa musuh terbesar mu adalah dirimu sendiri,
Itu adalah kata yang sangat tepat untuk mengambarkan orang muda yang sedang mencari jati dirinya seperti yang saya lakukan pada saat ini, samapai saat ini saya belum menemukan siapa diri saya sebenarnya, dan mungkin juga kebanyakan dari kita.
Sebagai manusia yang memiliki akal untuk berfikir kita terkadang mengalami kebingungan, dan kepanikan, entah bingung akan diri kita sendiri ataupun bingung dengan situasi yang kita hadapi, kita terkadang terburu-buru ingin menyelesaikan suatu pekerjaan ataupun suatu tugas ataupun sebuah goal. (Mungkin memang merupakan ciri-ciri milenial)
Masalahnya adalah, kita memiliki banyak goal yang ingin kita capai, dan ingin kita raih namun, kita menginginkan agar goal tersebut kita raih dan capai dalam waktu yang singkat dan harus semua goal tersebut kita selesaikan, memamng di jaman sekarang yang serba cepat dan dimanis ini, kita di tutut untuk melakukan hal yang demikian adanya, namun sadarkah kita? apa yang kita lakukan itu adalah salah dan menyiksa diri kita sendiri.
Terlalu banyak memiliki Goal dan keinginan yang ingin di capai secara cepat dan sempurna, membuat kita kelelahan dan menjadikan kita malas dan menyerah dalam mencapai Goal tersebut, dan pada akhirnya yang kita dapatkan tidak ada satupun yang berhasil.
Hal ini juga yang saya baru sadari setelah saya pergi berkonsultasi, kadang kala kita berfikir kita telah memikirkan hal yang rasional dan logis namun kenyataanya adalah, kita mengikuti ego kita sendiri bukan mengikuti nalar sehat kita.(Inilah pergolakan batin yang harus kita hadapi dan sadari)
Saya memiliki banyak sekali Goal, Goal ini Goal itu macem-macem namun hingga 1 tahun berada di sini belum ada satupun yang tercapai sesuai dengan yang saya inginkan. Mengapa?, karena kebanyakan Goal dan keinginan untuk menyelesaikannya dengan cepat dan sempurna akan membagi fokuskita dan menguras tenaga kita, dan itu yang membuat kita menjadi malas dan mudah menyerah.
Satu hal yang saya pelajari adalah dengan Goal-Goal yang banyak tersebut kita harus membuat sebuah prioritas, dan tengat waktu, dan itu yang saya belum lakukan, dan sekarang sedang saya lakukan. Dulu saya mengerjakan Goal-Goal saya dengan sembarangan dan kacau tanpa prioritas dan itu membuat saya menjadi malas dan tidak ada satupun yang tercapai.
Untuk cara mengatur prioritasnya sendiri, saya masih mempelajarinya, dan mungkin teman-teman bisa cari bagaimana, melakukan atau memprioritaskan tujuan atauu Goal.
Nah yang berikutnya adalah, meskipun kita sudah menentukan prioritas dan sudah mengerjakan Goal kita dengan baik dan seterusnya, kalau kita tidak mampu mengendalikan egoisme diri dalam diri kita, kita akan kembali ke titik nol. Dan itulah yang saya alami, saya belum mampu melawan egoisme diri saya, sehingga jatuh dan bangunya sangat terasa.( Jatuhnya enak tapi bangunya sangat berat)
Sebagai contoh saya sedang menjalani masa sakit (sakau), yang di sebabkan oleh kecanduan game yang saya alami. Saya kecanduan game sudah sejak SMP kalau istilahnya no Game no Life, saya tidak mengatakan bermain game ini buruk, tetapi kalau kita menghabiskan seluruh hidup kita selama 2-3 jam sehari bermain game atau lebih saya rasa kita akan kehilangan hidup kita yang sebenarnya.
Sejak 2 hari yang lalu saya memulai untuk mengurangi frekwensi bermain saya, dan kemarin saya memutuskan untuk tidak bermain sama sekali.
Akibatnya saya tidak bisa tidur dengan nyenyak, merasa ada yang kurang dan sebagainya, di sini saya merasa diri saya mulai berontak, atau kebiasaan saya mulai kacau, karena setiap pulang kampus saya biasa bermain game, dan sebelum tidur juga bermain game,
Selama 2 hari belakangan saya mengurangi bahkan tidak melakukan itu, dan tekanannya sangat terasa sekali (Yang sudah benar-benar kecanduan), mengubah kebiasaan itu sangat sulit di butuhkan niat dan keteguhan hati, jika niat saya belum kuat bisa saja sebentar atau nanti saya mengambil ipad saya dan kembali mengistal game yang saya sukai, tapi saya akan berusaha selama 21 hari saja.
Ini bisa di terapkan juga bagi teman-teman yang mengalami kecanduan cobalah untuk berhenti melakukan hal itu selama 21 hari.
Seperti yang saya baca dalam sebuah Tulisan kita akan bisa merubah kebiasaan kita dalam 21 hari saja secara konsisten dan tetap bertahan pada tujuan kita, dan saya baru 2 hari menjalaninya.
Itu adalah kata yang sangat tepat untuk mengambarkan orang muda yang sedang mencari jati dirinya seperti yang saya lakukan pada saat ini, samapai saat ini saya belum menemukan siapa diri saya sebenarnya, dan mungkin juga kebanyakan dari kita.
Sebagai manusia yang memiliki akal untuk berfikir kita terkadang mengalami kebingungan, dan kepanikan, entah bingung akan diri kita sendiri ataupun bingung dengan situasi yang kita hadapi, kita terkadang terburu-buru ingin menyelesaikan suatu pekerjaan ataupun suatu tugas ataupun sebuah goal. (Mungkin memang merupakan ciri-ciri milenial)
Masalahnya adalah, kita memiliki banyak goal yang ingin kita capai, dan ingin kita raih namun, kita menginginkan agar goal tersebut kita raih dan capai dalam waktu yang singkat dan harus semua goal tersebut kita selesaikan, memamng di jaman sekarang yang serba cepat dan dimanis ini, kita di tutut untuk melakukan hal yang demikian adanya, namun sadarkah kita? apa yang kita lakukan itu adalah salah dan menyiksa diri kita sendiri.
Terlalu banyak memiliki Goal dan keinginan yang ingin di capai secara cepat dan sempurna, membuat kita kelelahan dan menjadikan kita malas dan menyerah dalam mencapai Goal tersebut, dan pada akhirnya yang kita dapatkan tidak ada satupun yang berhasil.
Hal ini juga yang saya baru sadari setelah saya pergi berkonsultasi, kadang kala kita berfikir kita telah memikirkan hal yang rasional dan logis namun kenyataanya adalah, kita mengikuti ego kita sendiri bukan mengikuti nalar sehat kita.(Inilah pergolakan batin yang harus kita hadapi dan sadari)
Saya memiliki banyak sekali Goal, Goal ini Goal itu macem-macem namun hingga 1 tahun berada di sini belum ada satupun yang tercapai sesuai dengan yang saya inginkan. Mengapa?, karena kebanyakan Goal dan keinginan untuk menyelesaikannya dengan cepat dan sempurna akan membagi fokuskita dan menguras tenaga kita, dan itu yang membuat kita menjadi malas dan mudah menyerah.
Satu hal yang saya pelajari adalah dengan Goal-Goal yang banyak tersebut kita harus membuat sebuah prioritas, dan tengat waktu, dan itu yang saya belum lakukan, dan sekarang sedang saya lakukan. Dulu saya mengerjakan Goal-Goal saya dengan sembarangan dan kacau tanpa prioritas dan itu membuat saya menjadi malas dan tidak ada satupun yang tercapai.
Untuk cara mengatur prioritasnya sendiri, saya masih mempelajarinya, dan mungkin teman-teman bisa cari bagaimana, melakukan atau memprioritaskan tujuan atauu Goal.
Nah yang berikutnya adalah, meskipun kita sudah menentukan prioritas dan sudah mengerjakan Goal kita dengan baik dan seterusnya, kalau kita tidak mampu mengendalikan egoisme diri dalam diri kita, kita akan kembali ke titik nol. Dan itulah yang saya alami, saya belum mampu melawan egoisme diri saya, sehingga jatuh dan bangunya sangat terasa.( Jatuhnya enak tapi bangunya sangat berat)
Sebagai contoh saya sedang menjalani masa sakit (sakau), yang di sebabkan oleh kecanduan game yang saya alami. Saya kecanduan game sudah sejak SMP kalau istilahnya no Game no Life, saya tidak mengatakan bermain game ini buruk, tetapi kalau kita menghabiskan seluruh hidup kita selama 2-3 jam sehari bermain game atau lebih saya rasa kita akan kehilangan hidup kita yang sebenarnya.
Sejak 2 hari yang lalu saya memulai untuk mengurangi frekwensi bermain saya, dan kemarin saya memutuskan untuk tidak bermain sama sekali.
Akibatnya saya tidak bisa tidur dengan nyenyak, merasa ada yang kurang dan sebagainya, di sini saya merasa diri saya mulai berontak, atau kebiasaan saya mulai kacau, karena setiap pulang kampus saya biasa bermain game, dan sebelum tidur juga bermain game,
Selama 2 hari belakangan saya mengurangi bahkan tidak melakukan itu, dan tekanannya sangat terasa sekali (Yang sudah benar-benar kecanduan), mengubah kebiasaan itu sangat sulit di butuhkan niat dan keteguhan hati, jika niat saya belum kuat bisa saja sebentar atau nanti saya mengambil ipad saya dan kembali mengistal game yang saya sukai, tapi saya akan berusaha selama 21 hari saja.
Ini bisa di terapkan juga bagi teman-teman yang mengalami kecanduan cobalah untuk berhenti melakukan hal itu selama 21 hari.
Seperti yang saya baca dalam sebuah Tulisan kita akan bisa merubah kebiasaan kita dalam 21 hari saja secara konsisten dan tetap bertahan pada tujuan kita, dan saya baru 2 hari menjalaninya.
"Karakter yang membanngunkan kita dari tempat tidur,
komitmen yang mengerakan kita untuk bertindak,
dan disiplin yang memungkinkan kita."
meneruskannya.
-ZIG ZIGLAR-
Alasan orang susah lepas dari kecanduan bermain game. Karena memang dasarnya game itu dirancang menggunakan perspektif Behaviorim nya Thorndike/ Law of Effect (Reinforcement & Punishment). Bisa kamu searching juga. Saya kutip dari tulisanmu"Akibatnya saya tidak bisa tidur dengan nyenyak, merasa ada yang kurang dan sebagainya".Caranya keliru, jangan langsung berhenti, intensitasnya lah dikurangi atau alihkan dengan hal lain yang jauh lebih positif. Mungkin juga motivasi mu kurang unuk berhenti nge-game. Berbicara tentang motivasi, saya pernah baca tentang ini dalam bukunya Spector, bahwa motivasi itu ada hubungannya dengan direction, intensity dan persistence. Percuma lah kalau kamu memiliki motivasi besar untuk berhenti nge-game, tapi kamu ga tahu direction (alternatif atau options yang perlu kamu lakukan), intensity (seberapa sering kamu melakukan) dan persistence (dilakukan terus menerus atau continue). Yaa jelas bakal gagal dong usahamu buat berhenti. Nah caranya terlebih dahulu tentukan 3 hal tersebut. Example, saya memiliki motivasi mendapatkan nilai A pada mata kuliah Statistika. Direction (saya harus belajar 1 chapter), intensity (saya harus belajar 3 kali dalam seminggu) dan persistence (saya harus berkomitmen belajar 1 chapter 3 kali dalam seminggu, dan itu harus saya lakukan terus - menerus). So, tentukan goal settingmu. Memang sulit di awal, lama terbiasa juga.
ReplyDelete